Penulis: Nurhidayati Yayaq Arifah
(Pemuda Pelopor NTB 2020/ Ketua Komunitas Literasi Anorawi)
“Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas karakter, kompetensi dan kesejahteraan hidup seseorang adalah dengan menanamkan budaya Literasi” — Lenang Manggala, Pendiri Gerakan Menulis Buku Indonesia.
Penyebab Rendahya Literasi
Persaingan dunia yang kompetitif membuat generasi Indonesia harus membekali dirinya dengan keterampilan dan kompetisi pengetahuan yang banyak dari berbagai aspek kehidupan serta kemampuan berkomunikasi yang baik. Tingkat Literasi yang tinggi akan menciptakan generasi muda yang cerdas, memiliki daya pikir kritis, lebih kreatif dan inovatif.
Rendahnya budaya Membaca pada Pemuda disebabkan oleh beberapa faktor, pertama; belum kuatnya pendidikan Literasi di institusi pendidikan. Kemampuan Membaca dan Menulis merupakan pondasi awal dalam berliterasi. Namun kebanyakan orang akan menghindari kegiatan Membaca karena kurangnya kosa kata yang membuat sulitnya untuk Membaca. Contohnya di luar negeri peserta didik diberi tugas Membaca dalam setahun sedangkan di Indonesia belum menerapkan itu. Kedua; lingkungan yang tidak mendukung peningkatan Literasi. Seseorang akan senang Membaca ketika berada di lingkungan yang juga senang Membaca yang disebut dengan learning by modelling. Orang belajar akan mencontoh perilaku orang yang lain. Ketiga; sifat malas untuk mengembangkan gagasan. Literasi tidak hanya kegiatan Membaca tetapi dilanjutkan dengan kegiatan Menulis. Setelah memiliki bahan tulisan, tantangan selanjutnya adalah mengembangkan gagasan. Moment tersebut dijadikan waktu untuk mengembangkan ide. Proses itulah yang biasanya membuat orang malas Menulis. Keempat; kurangnya motivasi dalam Membaca. Kurang minat Membaca merupakan penyebab rendahnya budaya Literasi di Indonesia. Terkadang beberapa orang tidak menyadari manfaat dari Membaca sehingga tidak tertarik untuk melakukannya. Membaca membutuhkan waktu khusus memang, tetapi Membaca memiliki banyak manfaat. Kelima; teknologi yang makin canggih. Teknologi yang canggih ternyata turut meninggalkan budaya Literasi di Indonesia. Orang-orang lebih suka bermain gawai daripada Membaca. Membaca akan terlihat sangat menjemukkan dibanding menggunakan gawai. Media sosial seperti facebook, twiter, youtube, Instagram dan yang lainnya memungkinkan anda Membaca berita palsu. Sebenarnya berita hoaks itu dapat diperangi dengan budaya Literasi.
Baca Juga: Resolusi Konflik Agraria di Lombok
Seberapa Penting Budaya Literasi
Seperti yang kita ketahui bahwa kualitas suatu bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya yang cerdas. Karena semakin banyak penduduk suatu wilayah maka jumlah pencarian informasi dan ilmu pengetahuan juga harus semakin tinggi agar bisa bersaing. Budaya suatu bangsa beriringan dengan budaya literasinya dan peradaban suatu bangsa dipengaruhi oleh bacaan yang dihasilkan oleh kaum cendikia yang diabadikan dalam tulisan dan menjadi warisan Literasi informasi yang sangat berguna untuk bekal generasi selanjutnya.
Kata Literasi diartikan sebagai kemampuan Menulis dan Membaca. Namun Literasi yang sebenarnya tidak sesederhana mampu Membaca dan Menulis, tetapi juga mampu memahami, kritis, dan mengelola informasi yang bermanfaat. Lalu mengapa Literasi menjadi hal yang sangat penting? Hal ini dikarenakan dengan tingkat Literasi yang tinggi kita dapat menentukan kemajuan dan masa depan suatu bangsa. Dengan Literasi diharapkan suatu individu dapat berpikir kritis terhadap informasi yang didapat, mana informasi yang benar atau informasi yang diharapkan.
Menumbuhkan Budaya Literasi di Tengah Pemuda
Sebagai Pemuda yang progresif dan peduli terhadap masa depan negeri ini, tentu kita berpikir cara menumbuhkan budaya Literasi di tengah Pemuda agar kegiatan Literasi di Indonesia dapat membaik dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat Literasi yang lebih tinggi. Bisakah Indonesia menerapkan budaya Literasi khususnya di lingkungan para Pemuda? Tentunya bisa asalkan kita meniatkan kepada diri kita untuk memulai dan menjadikan budaya Literasi sebagai gaya hidup dalam keseharian, misalnya: Pertama, mengadakan kegiatan Literasi di perpustakaan seperti mengadakan lomba-lomba sederhana untuk segala jenjang dan mengoptimalkan peran perpustakaan seperti menambah buku-buku yang baru serta bisa juga membuat program yang bisa meningkatkan minat orang untuk berkunjung ke perpustakaan. Memberikan hadiah untuk pengunjung perpustakaan yang sering berkunjung, atau yang berhasil menjawab kuis atau lain sebagainya. Kedua, kebijakan pendidikan untuk menamatkan satu buku dalam satu bulan yang kemudian dalam setahun diadakan perlombaan meresensi atau menceritakan kembali buku yang telah dibaca. Hal lain yang bisa dilakukan yaitu membiasakan anak-anak sedari dini untuk Membaca dan Menulis supaya menumbuhkan kesadaran pentingnya Membaca. Dalam hal ini dibutuhkan peran orang tua dan guru untuk membantu anak-anak mencintai Membaca dan Menulis. Ketiga, membudayakan Membaca di sekolah atau universitas lebih efektif dilakukan karena sekolah/universitas merupakan wadah Pemuda untuk membentuk karakter yang cinta Literasi. Contoh penerapan Literasi di institusi pendidikan seperti membuat lomba-lomba yang berbau Literasi seperti pemilihan duta buku atau kegiatan untuk menunjang Pemuda terhadap cinta tanah air.
Keempat, menghargai karya tulis. Dengan menghargai karya tulis berarti kita telah mendukung budaya Menulis. Akademik tumbuh dengan baik di negeri kita karena lahirnya ide-ide yang cemerlang untuk mengatasi persoalan bangsa lahir dari tulisan ilmiah. Menghargai tulisan merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan budaya Literasi di Indonesia. Kelima, membentuk komunitas Membaca. Kita dapat membentuk komunitas Membaca yang bermanfaat agar memiliki referensi terbaru seputaran buku bacaan. Kemudian membiasakan diri untuk Menulis di buku harian. Literasi tidak hanya Membaca tetapi juga Menulis. Pembiasaan dapat kita lakukan dengan Menulis di buku harian atau juga diera teknologi ini Menulis di blog. Menulis bisa didahului dengan Membaca karena keduanya adalah suatu keterampilan yang berkesinambungan. Orang yang terampil dalam Menulis biasanya juga pembaca yang baik.
Baca Juga: Putusan PN Jakarta Pusat Non Executable, Cacat Hukum Melanggar Perintah Konstitusi
Artikel Terkait
Koorda BEMNUS NTB: Bukan Langkah Yang Tepat Rektor UMMAT Membekukan DPM dan BEM
CSR PT. STM Sudah Tepat atau Salah Kaprah?
Putusan PN Jakarta Pusat Non Executable, Cacat Hukum Melanggar Perintah Konstitusi
Keabsahan Peralihan Hak Atas Tanah Melalui Hibah Bawah Tangan
Bleidsregel Kepala Daerah Rentan Membuka Kran Korupsi